(Siaran pers Humas PB PERCASI Kristianus Liem tertanggal 17 Desember 2008 dari Kuala Lumpur Malaysia)
“Akhirnya Irene Kharisma Sukandar Grandmaster Wanita Pertama Indonesia!”
Akhirnya kabar gembira itu tiba juga, Irene Kharisma Sukandar dipastikan menyandang gelar GMW (Grandmaster Wanita) setelah norma GMW ketiganya diumumkan telah diraih pada Olimpiade Dresden, Jerman, bulan November 2008 kemarin. Kepastian Irene meraih norma GMW ketiganya diketahui setelah Presiden Confederasi Catur ASEAN Ignatius Leong dari Singapura memberikan sertifikat norma GMW ketiga tersebut saat Irene tengah bertanding di Singapore Open, 9-14 Desember 2008.
Saat itu Sabtu sore 13 November 2008, Singapore Open sudah memasuki babak kedelapan. Irene yang gelisah karena tawaran remisnya ditolak oleh Yang Kaiqi (rating 2429) dari Cina, tengah berjalan menuju kamar kecil dan secara kebetulan berpapasan dengan Presiden Assosiasi Catur ASEAN Ignatius Leong yang langsung menahannya dan memberikan sertifikat yang diidam-idamkannya itu.
“Ah, yang benar, seriuskah ini?” kata-kata itu yang langsung terlontar dari bibir Irene. “Sebab sudah dihitung tempo hari rata-rata ratingnya kurang sedikit dari persyaratan,” jelas Irene polos. “Kamu lihat saja sertifikat tersebut, siapa saja yang menandatanganinya? Perhatikan pula keaslian stempelnya. Kok bukannya senang malah meragukan?” ujar Leong heran.
Tentu saja Irene senang bukan main. Bahkan nyaris dia tidak dapat lagi mengendalikan gejolak dalam dadanya. Hatinya seperti meloncat-loncat hendak keluar dari tempatnya. Saat ia kembali ke kursinya dan duduk di hadapan Yang Kaiqi yang pekan sebelumnya menjuarai Korean Open, Irene masih belum bisa mengendalikan rasa gembiranya yang meletup-letup itu.
“Hati saya berdebar-debar terus, gimana gitu rasanya. Saya mau menawarkan remis lagi, tapi saya takut ditolak lagi, jadi saya main terus saja dengan memikirkan langkah yang simpel-simpel aja,” cerita Irene melalui sambungan telepon internasional Singapura-Malaysia (saya – Kristianus Liem, sedang berada di Kuala Lumpur membawa tiga pecatur cilik Sekolah Catur Utut Adianto mengikuti Kuala Lumpur Open). “Eh ternyata malah saya menang,” tutur Irene dengan suara yang masih berbunga-bunga...
Teks foto: WGM atau GMW Pertama Indonesia Irine Kharisma Sukandar saat di Olimpiade Catur Dresden 2008 dengan sertifikat norma WGM-nya yang ke tiga. Mungkin yang harus lebih dipastikan selanjutnya adalah: “I-R-I-N-E” atau “I-R-E-N-E”...
“Akhirnya Irene Kharisma Sukandar Grandmaster Wanita Pertama Indonesia!”
Akhirnya kabar gembira itu tiba juga, Irene Kharisma Sukandar dipastikan menyandang gelar GMW (Grandmaster Wanita) setelah norma GMW ketiganya diumumkan telah diraih pada Olimpiade Dresden, Jerman, bulan November 2008 kemarin. Kepastian Irene meraih norma GMW ketiganya diketahui setelah Presiden Confederasi Catur ASEAN Ignatius Leong dari Singapura memberikan sertifikat norma GMW ketiga tersebut saat Irene tengah bertanding di Singapore Open, 9-14 Desember 2008.
Saat itu Sabtu sore 13 November 2008, Singapore Open sudah memasuki babak kedelapan. Irene yang gelisah karena tawaran remisnya ditolak oleh Yang Kaiqi (rating 2429) dari Cina, tengah berjalan menuju kamar kecil dan secara kebetulan berpapasan dengan Presiden Assosiasi Catur ASEAN Ignatius Leong yang langsung menahannya dan memberikan sertifikat yang diidam-idamkannya itu.
“Ah, yang benar, seriuskah ini?” kata-kata itu yang langsung terlontar dari bibir Irene. “Sebab sudah dihitung tempo hari rata-rata ratingnya kurang sedikit dari persyaratan,” jelas Irene polos. “Kamu lihat saja sertifikat tersebut, siapa saja yang menandatanganinya? Perhatikan pula keaslian stempelnya. Kok bukannya senang malah meragukan?” ujar Leong heran.
Tentu saja Irene senang bukan main. Bahkan nyaris dia tidak dapat lagi mengendalikan gejolak dalam dadanya. Hatinya seperti meloncat-loncat hendak keluar dari tempatnya. Saat ia kembali ke kursinya dan duduk di hadapan Yang Kaiqi yang pekan sebelumnya menjuarai Korean Open, Irene masih belum bisa mengendalikan rasa gembiranya yang meletup-letup itu.
“Hati saya berdebar-debar terus, gimana gitu rasanya. Saya mau menawarkan remis lagi, tapi saya takut ditolak lagi, jadi saya main terus saja dengan memikirkan langkah yang simpel-simpel aja,” cerita Irene melalui sambungan telepon internasional Singapura-Malaysia (saya – Kristianus Liem, sedang berada di Kuala Lumpur membawa tiga pecatur cilik Sekolah Catur Utut Adianto mengikuti Kuala Lumpur Open). “Eh ternyata malah saya menang,” tutur Irene dengan suara yang masih berbunga-bunga...
Teks foto: WGM atau GMW Pertama Indonesia Irine Kharisma Sukandar saat di Olimpiade Catur Dresden 2008 dengan sertifikat norma WGM-nya yang ke tiga. Mungkin yang harus lebih dipastikan selanjutnya adalah: “I-R-I-N-E” atau “I-R-E-N-E”...