(Lanjutan siaran pers Humas PB PERCASI Kristianus Liem tertanggal 17 Desember 2008 dari Kuala Lumpur Malaysia)
“Akhirnya Irene Kharisma Sukandar Grandmaster Wanita Pertama Indonesia!”
“Akhirnya Irene Kharisma Sukandar Grandmaster Wanita Pertama Indonesia!”
TOTAL PERFORMANCE RATING
Kapten tim putri Indonesia saat Olimpiade Dresden 2008 FM Sebastian Simanjuntak ketika dihubungi menyebutkan rating rata-rata lawan Irene masih kurang tujuh poin dari persyaratan minimal. “Tapi ketika saya tanyakan ke Leong, beliau bilang biarlah itu tanggung jawab para wasit yang menghitung. Yang penting tanda tangan dan stempelnya asli!” tutur Sebastian yang juga main pada Singapore Open maupun Kuala Lumpur Open.
“Sebagai wasit ketua Olimpiade Catur Dresden, tugas saya menandatangani seluruh sertifikat norma gelar yang disodorkan seluruh tim wasit yang bertugas di sana. Saya tidak merasa perlu mengecek ulang penghitungan maupun aturan mana yang mereka pergunakan. Saya percaya mereka semua memang sudah memiliki kualifikasi untuk itu,” jelas Ignatius Leong yang juga Sekjen FIDE ketika dihubungi.
Sewaktu di Dresden, setelah Irene mencapai 6,5 poin dari 9 babak yang tergolong lumayan tinggi, sebetulnya saya sudah menghitung rata-rata rating lawan Irene pada sembilan babak tersebut yang hanya 2002, karena lawan pertamanya Nicole Rio da Silva dari Makau tidak memiliki rating. Ketika saya umpamakan rating Nicole 2050 sesuai aturan FIDE yang membolehkannya, maka rating rata-ratanya menjadi 2230, tetap masih kurang lima poin untuk mencapai batas minimal persyaratan 2235-2275.
Yang tidak saya sangka, rating lawan babak ke-tujuh Irene, Wijesuriya GV dari Sri Lanka yang ratingnya sangat rendah, yaitu 1937, ternyata juga boleh dianggap 2050! Saat itu saya berpikir terlalu ke”ge-er”an dan sangat memaksakan diri menaikkan rating lawan yang jelas-jelas tertulis 1937! Kalau teori tersebut salah, maka akan sangat memalukan jika sampai mempublikasikan berita yang keliru. Apalagi sejumlah rekan Wasit Internasional asing yang saya tanya selalu menjawab klise: “Nanti kami masukkan dulu data-data tersebut ke komputer, biar komputer yang menghitung. Pasti jawabannya akurat.”
Kalau dua lawan Irene yang ratingnya terendah tersebut dinaikkan menjadi 2050, maka hitungan rata-ratanya menjadi 2242. Artinya memenuhi persyaratan norma GMW yang didasarkan pada peraturan konvensional seperti pada turnamen open (maksud saya: Irene mendapat norma GMW untuk 9 babak). Itu mencukupi karena pada dua norma GMW yang diraih Irene tahun ini pada JAPFA Chess Festival dan Malaysia Open, Irene sudah memainkan 20 babak atau hanya membutuhkan norma GMW ketiga yang jumlah babaknya cukup tujuh saja!
Namun kalau melihat sertifikat norma GMW yang diberikan ke Irene (terlampir dalam siaran pers ini), itu berdasarkan peraturan Total Perfomance Rating (TPR) yang dibuat Irene, yang melampaui angka 2400, berarti mencapai norma GMW untuk 20 babak. TPR Irene pada sembilan babak pertama Olimpiade Dresden (setelah dua rating terendah lawannya diupgrade) mencapai 2409!
Di bawah ini data-data sembilan lawan pertama Irene pada Olimpiade Dresden 2008. Irene remis lawan Gulmira, Yelena dan Arianne. Kalah dari Tatiana, dan menang dari lima sisanya.
1. Nicole Rio da Silva Nicole (MAC) 0 (diupgrade jadi 2050)
2. MIW Gulmira Dauletova (KAZ) 2253
3. MI Yelena Dembo (GRE) 2446
4. MI Tatiana Kosintseva (RUS) 2513
5. MIW Monika Seps (SUI) 2203
6. MIW Arianne Caoili (AUS) 2170
7. CMW Wijesuriya G V (SRI) 1937 (diupgrade jadi 2050)
8. GMW Olga Zimina (ITA) 2368
9. MIW Rani Hamid (BAN) 2132
PB PERCASI PUAS
Kabar gembira ini tentu saja disambut dengan penuh suka cita oleh para pengurus PB Percasi. “Kami tentu saja senang sekali mendengar kabar ini. Setelah melihat begitu beratnya perjalanan Irene dalam upaya mencetak sejarah ini, kami pikir baru tahun depan Irene akan berhasil,” tutur Sekjen PB Percasi Harry Jaya Pahlawan saat dihubungi melalui telepon.
Kristianus Liem - Humas PB Percasi.
Kabar gembira ini tentu saja disambut dengan penuh suka cita oleh para pengurus PB Percasi. “Kami tentu saja senang sekali mendengar kabar ini. Setelah melihat begitu beratnya perjalanan Irene dalam upaya mencetak sejarah ini, kami pikir baru tahun depan Irene akan berhasil,” tutur Sekjen PB Percasi Harry Jaya Pahlawan saat dihubungi melalui telepon.
Kristianus Liem - Humas PB Percasi.
Teks foto: WGM atau GMW Pertama Indonesia Irine Kharisma Sukandar saat di Olimpiade Catur Dresden 2008 dan sertifikat norma WGM-nya yang ke tiga. Mungkin yang harus dipastikan lagi bila kebetulan berjumpa adalah: “I-R-I-N-E” atau “I-R-E-N-E” ...? Kalau Kharisma Sukandar-nya sudah jelas & hafal...