KEJUARAAN DUNIA CATUR WANITA perorangan tahun 2017 akan diselenggarakan oleh Federasi Catur Internasional (FIDE) mulai tanggal 10 Februari hingga tanggal 5 Maret 2017 dengan menetapkan tuan rumah pelaksananya adalah Negara Muslim Iran dan ibukotanya Teheran sebagai venue (tempat pertandingan). Keputusan menunjuk Iran sebagai tuan rumah pelaksana Women’s World Chess Championship 2017 sempat menuai protes dari beberapa peserta yang telah lolos kualifikasi, namun yang paling disayangkan adalah mundurnya dua calon peserta utama dari kejuaraan ini dengan alasan yang berbeda.
Keberatan yang pertama berasal dari Grandmaster Mariya Muzychuk asal Ukraina yang merupakan Juara Dunia Catur Wanita Tahun 2015 (Baca di sini: WOMEN'S WORLD CHESS CHAMPIONSHIP 2015), yang keberatan karena Iran adalah negara yang menerapkan hukum Syariah Islam. “Hal yang sangat salah menurut saya bahwa peserta wanita yang menolak untuk memakai hijab/jilbab, kehilangan haknya (didiskualifikasi - red) untuk berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia Catur Wanita yang amat bergengsi ini," katanya dalam sebuah wawancara dengan censor.net.ua portal berita Ukraina. “Saya terpaksa memutuskan untuk tidak mengambil bagian di kejuaraan ini,” tegasnya meskipun dengan agak menyesal.
Keberatan yang kedua berasal dari Grandmaster Hou Yifan asal China yang merupakan Ratu Catur Dunia 4x berturut-turut bahkan hingga saat ini. Tapi Hou Yifan tidak mempermasalahkan hukum Syariah Islam, melainkan karena sistem yang dipakai FIDE untuk menentukan Juara Dunia “Sejati” Catur Wanita yang dirasakannya sangat memberatkan sang juara bertahan. “Pertama saya memutuskan untuk drop out dari siklus Women Grand Prix (WGP) setelah saya menerima jawaban tidak jelas dari FIDE mengenai kemungkinan perubahan dalam sistem Kejuaraan Dunia Catur Wanita. Saya berpartisipasi dalam semua siklus WGP sebelumnya, semenjak tahun 2009, dan alasan utama dalam beberapa tahun terakhir adalah bahwa juara umum WGP punya hak untuk memainkan pertandingan Kejuaraan Dunia Catur Wanita. Saya tidak berpikir ini benar-benar masuk akal, tapi itu satu-satunya pilihan saya.”
Seperti yang kita ketahui, pada beberapa putaran Women Grand Prix, Hou Yifan tampil sebagai Juara. Sedangkan dia adalah Juara Dunia Catur Wanita bertahan. Apakah dia harus “berhadapan” dengan dirinya sendiri untuk mempertahankan gelar Juara Dunia “Sejati” Catur Wanita?
Pada sistem yang diterapkan FIDE saat itu karena juara umum WGP adalah orang yang sama, maka Hou Yifan ditetapkan untuk berhadapan dengan Juara Dunia Catur Wanita 2015 Mariya Muzychuk, yang telah berlangsung di Lviv Ukraina tanggal 1 s/d 17 Maret 2016 dengan Hou Yifan kembali merebut gelar Juara Dunia "Sejati" Catur Wanita 2016-2017. Andaikata Hou Yifan mengikuti Kejuaraan Dunia Catur Wanita 2017 ini dan berhasil menjadi juara (dan kemungkinan besar hal itu bisa terjadi), lalu siapakah yang akan ditetapkan oleh FIDE untuk menantang Hou Yifan pada "Women's Duel Chess Match 2018"? Kecenderungannya FIDE akan meniadakan "Women's Duel Chess Match 2018" dengan alasan kesulitan mencari sponsor. “Memang situasinya berbeda dengan saat saya pertama kali mengikuti sistem yang ditetapkan FIDE. Saat itu saya berambisi untuk maju sebagai penantang. Kini saya tidak lagi melihat poin penting untuk ikut mengambil bagian dalam berbagai tahap hanya untuk dapat bermain di Women’s World Chess Championship, terlebih ketika lawan-lawan saya biasanya terpaut seratus poin ELO Rating di bawah saya. Anda bisa membayangkan, bahwa saya harus selalu menang untuk mempertahankan ELO Rating saya, dan dalam pertandingan catur hal itu tidaklah mungkin. Bermain draw pun, ELO Rating saya akan terpotong! Sekarang saya telah menyatakan ketidakpuasan saya yang mendalam untuk Fide tentang ini, tapi mereka sepertinya tidak menanggapi apa-apa yang saya katakan. Jadi saya tidak akan mempertimbangkan lagi untuk tetap tinggal dalam sistem yang saya benar-benar tidak setuju.” (Lebih jauh wawancara dengan Hou Yifan akan kami tampilkan pada artikel selanjutnya – redaksi)
Women’s World Chess Championship 2017 akan mempertemukan 64 pecatur wanita dari lima benua yang telah lolos kualifikasi selama periode 2014-2016 untuk bertanding menggunakan sistem knock-out melalui 2 game utama Catur Standar, bila hasilnya draw berlanjut 2 game tie-break Catur Cepat, bila masih draw berlanjut 2 game tie-break Catur Kilat, bila masih draw juga dilanjutkan dengan 1 game “Armageddon” guna menemukan Juara Dunia Catur Wanita 2017-2018.
Catur Indonesia boleh berbangga karena salah satu pesertanya berasal dari Indonesia, yaitu IM-WGM Irine Kharisma Sukandar, yang lolos kualifikasi karena menjuarai Asian Continental 2014 di Sharjah Uni Emirat Arab. Sejauh mana Irene mampu melangkah di Kejuaraan Dunia Catur Wanita 2017 ini tentunya sangat kita nantikan dan harapkan. Dengan bekal berlatih di Amerika dibawah bimbingan GM Susan Polgar sekaligus menempuh kuliah, mudah-mudahan Irene bisa melangkah ke babak ke-2 dan babak-babak berikutnya...
Pada pairing babak ke-1 yang telah ditentukan oleh FIDE berikut ini, Irene akan berhadapan dengan mantan Juara Dunia Catur Wanita 2001-2004 Grandmaster Zhu Chen kelahiran China yang kemudian hijrah ke Qatar sesudah menikah dengan suaminya yang merupakan pecatur unggulan sekaligus Grandmaster pertama Qatar Mohamad Al-Modiahki.
Bila kita perhatikan seeded (atau peringkat awal/unggulan)nya, maka tampaknya kekuatan IM-WGM Irine Kharisma Sukandar (ELO 2423) saat ini "sedikit" di atas GM-WGM Zhu Chen (ELO 2419). Ayo Irene, tunjukkan kalau kamu bisa! Doa kami menyertaimu...